LINEAR
PROGRAMMING DENGAN
METODE SIMPLEX
(Persoalan
Minimisasi)
Soal.
Galuh Chemical
Company harus membuat 1000 unit campuran phospate dan postassium. Biaya per
unit phospate adalah $5, sedangkan biaya per unit postassium $6. Jumlah
phospate yang dapat digunakan tidak lebih dari 300 unit sedangkan postassium
harus digunakan minimal 150 unit. Berapa masing-masing jumlah phospate dan
postassium yang harus digunakan agar biaya total minimum ?
Permasalahan
Galuh Chemical Company dapat kita formulasikan ke dalam bentuk LP sebagai
berikut :
Fungsi Tujuan
: Minimisasikan Cost Z = 5X1 + 6X2
Fungsi kendala
:
X1 + X2 = 1000
X1
≤ 300
X2
≥ 150
X1, X2 ≥ 0
|
Dimana :
X1 = jumlah
phospate dalam unit
X2 = jumlah
postassium dalam unit
Untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan metode simplex, kita harus memformulasikan kembali
permasalahan tersebut sesuai dengan standard simpleks. Formulasi sesuai
standard simpleks artinya kita harus merubah tanda pertidaksamaan (≤ maupun ≥ )
menjadi persamaan.
Untuk kendala
dengan tanda = kita hanya menambahkan artificial
variabel (Ai)saja. Sehingga kendala yang pertama akan
menjadi :
X1 + X2 + A1 = 1000
|
Kendala kedua,
X1 ≤ 300 , kita tambahkan slack
variabel (Si) sehingga menjadi :
X1 + S1 = 300
|
Sedangkan
kendala ketiga, X2 ≥ 150, harus dikurangi dengan surplus
variabeldan ditambah dengan artificial variabel,
sehingga menjadi :
X2 – S2 + A2
= 150
|
Terakhir kita harus menuliskan fungsi tujuan. Karena dalam fungsi
kendala ada artificial variabel, maka kita harus memberikan koefisien
+M untuk artificial variable tersebut di fungsi tujuannya. Koefisien +M
ini menunjukkan angka yang sangat besar nilainya, sehingga dalam kasus ini
dapat diinterpretasikan biaya yang sangat tinggi.
Fungsi tujuan
dalam permasalahan Galuh Chemical Company akan menjadi :
Min Biaya Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2
|
Formulasi
sesuai standard simpleks dari permasalahan Galuh Chemical Company secara
lengkap adalah :
Fungsi Tujuan
: Min Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2
Fungsi kendala
:
X1 + X2 +
A1 = 1000
X1 + S1 =
300
X2 –
S + A2 = 150
Dimana X1, X2, S1, S2, A1, A2 ≥ 0
|
Tabel Awal
Simplex
Angka
pada baris Cj (5, 6, 0, 0, +M, +M) tersebut adalah koefisien
pada fungsi tujuan. Sedangkan angka (1, 1, 0, 0, 1, 0) pada baris
A1 serta angka (1, 0, 1, 0 0, 0) pada baris S1 dan
angka (0, 1, 0, -1, 0, 1) pada baris A2 adalah koefisien
pada kendala 1, 2 dan 3.
Angka
pada baris Zj (+M, 2M, 0, -M , +M, +M ) diperoleh dari
penjumlahan hasil kali kolom Cj dengan kolom yang bersesuaian. Sebagai contoh
kita akan menentukan nilai Zj kolom X1 = (M x 1) + (0 x 1) + (M x 0) = M.
Dengan cara yang sama kita peroleh nilai Zj pada kolom yang lain. Angka
pada baris Cj – Zjdiperoleh dari angka pada baris Cj dikurangi
dengan angka pada baris Zj. Sebagai contoh kita akan menghitung nilai Cj – Zj
pada kolom X1 = 5 (yaitu angka pada baris Cj) – M (angka pada baris Zj) = 5 - M
. Demikian juga untuk menghitung nilai Cj – Zj untuk kolom-kolom yang lain
digunakan cara yang sama.
Untuk melakukan
perbaikan tabel kita harus menentukan pivot column dan pivot row seperti yang
telah kita bahas pada kasus maksimisasi. Hanya saja penentuan pivot column pada
kasus minimisasi berbeda dengan kasus maksimisasi. Pada kasus minimisasi, kolom
kunci / pivot column ditentukan dengan cara memilih angka pada baris CJ
– Zj yang mempunyai tanda negatif serta angkanya paling besar.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam perbaikan tabel adalah sebagai-berikut :
1.
Menentukan pivot column/ Kolom Kunci (variabel
yang akan masuk ke dalam kolom Product Mix), yaitu dengan memilih variable yang
mempunyai nilai Cj – Zj negatif serta angkanya paling besar. Pivot
column ini disebut juga optimal column atau kolom kunci.
2.
Menentukan pivot row/ Baris Kunci (variable
yang akan keluar dari kolom Product Mix), yaitu dengan membagi kolom
quantitas dengan optimal column atau pivot column kemudian pilih hasil bagi
non-negatif terkecil.
Tabel
Simplex ke II
Dari tabel di
atas dapat dilihat bahwa variable yang mempunyai nilai Cj – Zj negatif
dan angkanya paling besar adalah variabel X2, karena M menyatakan bilangan
yang sangat besar nilainya. Dengan demikian variabel X2 disebut sebagai
Kolom Kunci / Pivot Column. Untuk menentukan pivot row, kita akan membagi
angka pada kolom kuantitas dengan pivot column (kolom X2), kemudian kita pilih
hasil bagi non-negatif terkecil. Pada kasus Galuh Chemical Company,variabel
yang merupakan baris kunci / pivot row adalah variabel A2. Oleh karena itu
pada tabel berikutnya (Tabel 2), variabel A2 akan keluar dan digantikan
oleh variabel X2.
Dalam baris Cj
– Zj tabel simpleks II, dapat kita lihat terdapat 2 variabel yang mempunyai
nilai negatif yaitu X1 dan X2. Dalam aturan permasalahan minimisasi,apabila
pada baris Cj-Zj masih terdapat nilai negtif maka tabel tersebut belum optimal,
oleh karena itu kita perlu melakukan iterasi.
Setelah
kolom kunci dan baris kunci ditentukan maka kita akan menghitung baris X2 untuk
tabel simplex III ini yaitu dengan cara baris A2 tabel awal dibagi pivot number
(angka kunci), yaitu 1.
Langkah selanjutnya adalah mengisi baris
yang lain yang bukan merupakan pivot row, yaitu angka pada baris lama tabel
sebelumnya dikurangi dengan hasil perkalian antara angka pada pivot column
baris bersangkutan, dengan angka pada baris baris yang menggantikan. Dalam kasus Galuh Chemical Company ada
2 variabel yang akan dihitung nilai pada baris yang baru yaitu baris A1 dan S1.
Tabel Simplex ke III
Perbaikan tabel ini akan kita lakukan
hingga kita memperoleh tabel optimal, yaitu apabila baris Cj – Zj sudah positif
atau nol. Karena pada tabel 2 ini masih kita jumpai angka yang bertanda negatif
pada baris Cj-Zj yaitu angka pada kolom X1 (5-M) dan kolom S2 (6-M), maka
kita akan melakukan perbaikan tabel dengan membuat tabel 3 dan seterusnya
hingga memperoleh tabel optimal. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
membuat tabel perbaikkan sama dengan langkah-langkah yang telah kita lakukan
pada saat membuat tabel 2 yaitu: tentukan pivot column, pivot row, pivot
number, kemudian hitung angka pada baris yang menggantikan serta angka pada
baris yang lainnya.
Pivot column
pada tabel 2 di atas adalah kolom X1 (karena mempunyai angka negatif terbesar
yaitu 5-M), dan pivot row adalah baris S1 (karena merupakan hasil bagi
non-negatif terkecil).
Untuk lebih
jelasnya perhatikan perhitungan untuk menentukan pivot row berikut ini :
Untuk baris A1
: 850/1 = 850
Untuk baris S1
: 300/1 = 300 à rasio non-negatif terkecil à pivot row
Untuk baris
X2: 150/0 à abaikan rasio
seperti ini
Seperti halnya
pada saat kita membuat tabel ke II, untuk membuat tabel ke III ini setelah kita
menentukan pivot column / kolom kunci dan pivot row / baris kunci maka kita
akan menentukan pivot number / angka kunci dan kemudian akan mengisi angka pada
baris yang menggantikan yaitu baris X1. Pivot number pada
tabel 2 adalah 1, yaitu angka pada perpotongan kolom X1 dan baris S1.
Angka-angka pivot column, pivot row serta pivot number dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Untuk mengisi
angka-angka pada baris X1 tabel 3 kita akan membagi angka-angka pada baris S1
tabel 2 dengan pivot number. Perhitungan selengkapnya adalah sebagai berikut :
Setelah
mengisi angka-angka pada baris X1 maka untuk melengkapi tabel 3 kita harus
mengisi angka-angka pada baris A1 dan X2. Cara untuk mengisi angka-angka pada
baris A1 dan X2 sama dengan cara untuk mengisi baris lainnya pada tabel 2 di
atas. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel Simplex ke IV
Dari tabel
diatas ternyata belum optimal karena pada baris Cj-Zj masih kita jumpaiangka
negatif yaitu pada kolom S2. Oleh karena itu kita akan membuat tabel yang
ke V. Kolom kunci pada tabel simplex ke III adalah kolom S2
sedangkan baris kunci adalah baris A1. Perhatikan
hasil perhitungan berikut ini.
Baris A1:
550/1 = 550 Baris Kunci
Baris X1 =
300/0 = 0 abaikan
Baris X2 =
150/ -1 = -150 abaikan
Dari informasi
di atas berarti variabel yang akan masuk ke tabel 4 adalah
variabel S2 sedangkan variabel yang akan keluar adalah
variabel A1. untuk membuat tabel 4 kita akan mengisi angka pada
baris S2 terlebih dahulu baru kemudian angka pada baris X1 dan X2.
Tabel Simplex Optimal
Kesimpulan :
Karena pada
baris Cj – Zj pada tabel 4 tersebut sudah positif dan nol maka tabel 4
merupakan tabel optimal. Dari tabel 4 dapat kita simpulkan bahwa jumlah X1
yang diproduksi 300 unit, X2 700 unit dengan biaya
total $ 5.700. S2 (sisa Bahan) sebesar 550 menunjukkan
bahwa jumlah postassium yang dipakai lebih dari yang tersedia. Besarnya
kelebihan tersebut adalah 550.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar